Chang Shou-song, Lektor National Open University
Mengasuh seorang anak bukankah harus sering mengarahkan dan menasehati mereka? Bahkan harus menunjukkan kepada mereka dengan meluruskan dan menegur mereka terhadap hal-hal yang keliru? Para orang tua yang terkasih, bila Anda pernah mengarahkan dan meluruskan mereka dengan cinta, kini Anda disarankan, biarkanlah anak-anak mengutarakan isi hatinya, ungkapkan bahwa Anda bersedia menerimanya, ayah dan ibu dapat merenungkan diri apakah telah terlalu banyak berbicara dan terlalu sedikit mendengarkan mereka? Saat inilah, ‘mendengarkan dengan antusias’ merupakan cara mempererat hubungan dan interaksi dengan anak.
Para orang tua terkasih, anak-anak telah mendengarkan seluruh arahan, nasihat, koreksi maupun teguran yang bermanfaat, mereka juga merasakan niat baik ayah ibunya. Pada saat yang bersamaan, anak-anak ingin mengutarakan isi hatinya, suara hati yang telah terkumpul lama dalam hati mereka, juga berharap orang tua mendengarkan kehendak mereka. Tahukah Anda? Ketika mulut tertutup, maka terbukalah telinga orang tua; suara hati yang diungkapkan oleh anak-anak barulah dapat terdengar dengan jelas. Harap diingat bahwa anak adalah seorang orator yang pandai mengungkapkan apa yang diketahuinya, oleh karena itu orang tua haruslah menjadi seorang pendengar yang teladan dan berkualitas.
Ingin menjadi seorang pendengar yang baik? Ketika anak-anak berbicara dengan Anda, usahakan untuk menghentikan semua apa yang tengah Anda lakukan, fokuskan diri untuk mendengarkan apa yang dia katakan, pandang dia, perhatikan baik-baik bahasa tubuh yang tampak saat dia berkomunikasi dengan Anda. Dengarkan sungguh-sungguh hingga dia selesai berbicara, jangan menyela pembicaraannya ataupun menyangkal meski isi dari pembicaraan tersebut telah Anda dengar berulang kali. Dengarkan dengan sungguh-sungguh apa yang ingin diutarakan oleh anak-anak, terutama sangatlah penting untuk memahami maksud yang terkandung di balik isi pembicaraan tersebut. Kita tahu bahwa kata ‘mendengarkan’ atau 「聽」dalam bahasa Mandarin terbentuk dari ‘hati, mata, telinga’ atau 「心、目、耳」 dalam bahasa Mandarin, oleh karena itu ketika orang tua mendengarkan dengan sungguh-sungguh, harus belajar untuk ‘berhenti, melihat, mendengar’.
Sebagai orang tua yang aktif dan pendengar yang baik, pada dasarnya konsentrasi ‘mendengarkan’ harus lebih besar dibandingkan dengan ‘berbicara’, yang diucapkan oleh orang tua setidaknya adalah ‘ehm, oh’, ‘oh, begitu’. Orang tua harus mampu mendengarkan perkataan anak-anak melalui raut wajah dan bahasa tubuh yang ramah, mendengarkan dengan sabar dan bersungguh-sungguh; menghormati, menerima dan tidak menghakimi. Pada saat bersamaan juga mendorong anak-anak untuk berbicara dengan bebas: ‘ayo, ceritakan lebih banyak lagi’, ‘saya tertarik dengan opini kamu’. Dengan demikian, orang tua harus berusaha memahami perasaan anak-anak, kemudian menyatakan kembali pernyataan yang sesuai dengan pemikiran anak-anak: ‘Jadi, apakah maksudmu seperti ini?’, maka anak-anak akan memberikan tanggapan apakah benar atau tidak, hal tersebut akan membuktikan keberhasilan orang tua dalam mengungkap rahasia mereka. Dalam situasi yang penuh dengan empati, merasakan apa yang dirasakan oleh anak-anak, orang tua dan anak akan mampubersama-sama mengatasi masalah yang mereka hadapi saat itu.
Mendengarkan dan berinteraksi dengan kesungguhan hati, memandang permasalahan dari sudut pandang anak, maka anak akan dapat merasakan bahwa dia dipahami, dihargai, dan dikasihi. Tiada yang lebih baik daripada mendengarkan dengan kesungguhan hati agar anak-anak merasakan bahwa dirinya benar-benar diperhatikan, oleh karena itu, antusiasme dalam mendengarkan suara hati anak-anak akan mengubah sebongkah batu menjadi sebongkah emas.