Lompat ke blok konten utama

Teknik berbicara dengan penuh perhatian

Beberapa tahun terakhir ini, para orang tua sering mengajukan pertanyaan saat berada di ruang bimbingan konseling: “Ibu/Bapak Guru, saya hampir dibuat kesal oleh anak saya! Saya tidak tahu bagaimana berkomunikasi dengannya?”

Sebenarnya, teknik berbicara yang penuh perhatian merupakan salah satu cara untuk berinteraksi, dapat membangun jalinan antara orang tua dan anak, serta meningkatkan komunikasi dan pemahaman. Di bawah ini, terdapat beberapa contoh teknik berbicara yang penuh kehangatan antara orang tua dan anak:

1. Menggunakan bahasa yang positif: menggunakan bahasa yang memberikan dukungan dan pujian, menambah rasa percaya diri dan rasa antusias anak. Seperti misalnya, “Kamu telah melakukannya dengan baik!”, “Saya percaya kamu pasti bisa!”.

2. Mendengarkan dan menghormati perasaan anak: ketika anak menyampaikan perasaan atau pendapat mereka, berilah ruang bagi perasaan mereka dan mendengarkan kebutuhan mereka. Misalnya, “Saya mengerti kamu sangat marah, apakah kamu ingin memberitahu saya apa yang telah terjadi?”.

3. Mengajukan pertanyaan, namun bukan menghakimi: ketika anak-anak berbuat kesalahan, ajukan pertanyaan untuk membimbing mereka berpikir dan merenung. Misalnya, “Menurut kamu, apakah keputusan ini membawa kebaikan bagi kamu dan orang lain?”

4. Menggunakan sudut pandang ‘saya’: mengungkapkan perasaan dan pendapat pribadi, namun tidak menyudutkan atau mengkritik anak-anak. Misalnya, ‘Ketika kamu tidak memberitahukan rencana kamu, saya merasa khawatir dan galau.”

5. Menentukan visi yang sama: menentukan tujuan bersama-sama dengan anak, dan mendorong mereka untuk berpikir bagaimana caranya agar dapat mencapai tujuan tersebut. Misalnya, “Kita akan bersama-sama menentukan rencana pembelajaran, agar dapat membantumu dalam mencapai tujuan pribadimu.”

6. Memberikan dukungan untuk memecahkan masalah: membantu anak menemukan cara-cara dalam mengatasi masalah, bukan malah langsung memberikan jawaban. Misalnya, ‘Menurutmu, cara-cara apa yang dapat memecahkan masalah ini?”

7. Memberikan afirmasi dan dukungan: meski hanya kemajuan yang sangat kecil, namun anak-anak telah berusaha, berikan afirmasi dan dukungan kepada mereka. Misalnya, ‘Saya melihat kamu telah berusaha untuk belajar, saya merasa bangga akan dirimu!”


Teknik berbicara yang penuh perhatian antara orang tua dan anak dapat membantu dalam membangun hubungan keluarga yang baik, membantu perkembangan anak dan memupuk rasa percaya diri mereka. Jangan lupa, yang utama adalah menghormati, memahami dan saling berinteraksi. Selain itu, kami juga menyediakan beberapa resep dalam berperan sebagai orang tua dalam mendidik anak sebagai bahan pertimbangan bagi para orang tua:

1. Mengakui ketekunan anak: tidak hanya berfokus pada hasil akhir, namun juga harus berfokus ketekunan dan kerja keras yang dilakukan oleh anak. Misalnya, “Saya melihat kamu sangat tekun dan berusaha menyelesaikan pekerjaan rumah, aku bangga akan kamu!”

2. Memberikan hak untuk memilih: berikan kesempatan bagi anak untuk memilih, agar mereka merasa dihargai dan memiliki rasa tanggung jawab. Misalnya, “Kamu ingin menyelesaikan tugas yang mana: mencuci piring atau menyapu lantai?”

3. Mengucapkan rasa terima kasih: ungkapkan rasa terima kasih kepada anak, agar mereka tahu bahwa kita melihat dan menghargai ketekunan dan bantuan mereka. Misalnya, “Terima kasih kamu telah bersedia membantu merapikan kamar, hal ini sangat berarti bagi saya!”

4. Mendorong kreatifitas dan daya imaginasi: memberi ruang dan waktu kepada anak, mendukung mereka mengembangkan kreatifitas dan daya imajinasi. Misalnya, “Lukisanmu penuh dengan kreatifitas, aku suka kamu dapat mengembangkan ide yang unik ini!”

5. Bersama-sama menyusun peraturan dan perjanjian: berdiskusi bersama dengan anak untuk Menyusun peraturan dan perjanjian bersama, agar mereka dapat berpartisipasi dan memahami alasannya. Misalnya, “Kita berdiskusi bersama tentang waktu tidur, dengan demikian kamu dapat memiliki waktu tidur yang cukup.”

6. Menyediakan dukungan mental: ketika anak-anak merasa frustasi, sedih atau dalam kekhawatiran, berikan dukungan mental dan menenangkannya. Misalnya, “Aku merasakan bahwa kamu sedang khawatir, aku akan berada di sini untuk mendukung kamu.”


Beberapa cara berinteraksi dalam pola pengasuhan dan pendidikan anak yang penuh perhatian tersebut akan membantu Anda dalam meningkatkan jalinan kekeluargaan antara orang tua dan anak, membangun hubungan yang lebih harmonis dan bahagia. 


Semoga setiap keluarga memiliki hubungan kekeluargaan yang harmonis!