Lompat ke blok konten utama

E-paper migran baru Kotamadya Taipei bulan 2019-03

Art editor Img

 Imigran Baru 2 TAIPEI Taipei EPAPER

BE Laporkan hari : Maret 2019

No.74

Liputan Khusus

Skrining Deteksi Awal Kanker Sangat Mudah!

Berdasarkan hasil survei terbaru oleh Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan, rata-rata dalam 5 menit terdapat satu orang yang dideteksi menderita kanker, sekitar 130 orang meninggal karena kanker dalam setiap harinya. Sebetulnya kanker dapat dideteksi awal melalui skrining/deteksi dini. Dilakukannya diagnosis dini ini juga dapat mengurangi tingkat kematian, karena mampu menentukan langkah penanganan dini terhadap lesi pra-kanker dan mencegah terjadinya perkembangan sel kanker selama masa perawatan. Saat ini, pemerintah menyediakan subsidi untuk 4 macamskrining terhadap sel kanker:

1. Skrining Mammografi (Mendeteksi dini kanker payudara) : Wanita usia 45-70 th, wanita usia 40-44 th (Dalam silsilah keluarga ada penderita kanker). Dilakukan 2 tahun sekali. 2. Skrining Pap Smear (Mendeteksi dini kanker serviks) : Wanita usia 30 th ke atas, disarankan lakukan 3 tahun sekali. 3. Tes Darah Okultisme Feses (FOBT): Masyarakat umum usia 50-75 th, dilakukan 2 tahun sekali. 4. Skrining Mokusa Oral (Mendeteksi dini kanker rongga mulut) : Usia 30 th ke atas bagi pengguna pinang (termasuk mantan pengguna) atau perokok, penduduk suku asli Taiwan usia 18 th ke atas yang pengguna pinang (termasuk mantan pengguna). Dilakukan 2 tahun sekali. Untuk info lengkap mengenai skrining sel kanker, silakan kunjungi situs Dinas Kesehatan Taipei (https://health.gov.taipei/Content_List.aspx?n=457A257FC5FA172A ) atau hubungi layanan hotline masyarakat Taipei 1999 (Luar kota Taipei hubungi 02-27208889) ext. 1840-1846.

Saya adalah penduduk imigran baru di Taiwan, berasal dari Vietnam. Saya berusia 21 tahun dan tinggal di Taipei. Sebagian besar orang beranggapan bahwa penduduk imigran baru pastinya adalah pasangan asing yang menikah dengan penduduk Taiwan. Sebagian besar penduduk imigran baru di Taiwan memang datang melalui hubungan perkawinan. Namun, tidak halnya dengan saya, saya datang ke Taiwan melalui proses adopsi.

Setelah lulus SMA, saya datang dan mulai tinggal menetap di Taiwan. Saya menyadari bahwa beberapa perayaan festival penting di Taiwan, seperti Lebaran Imlek, Festival Qingming, Festival Peh Cun, bahkan saat Festival Kue Bulan, memiliki kemiripan dengan perayaan di Vietnam. Oleh karena itu, selain bahasa dan khas kuliner, bagi saya tidak ada kesulitan untuk beradaptasi.

Pada masa awal hidup di Taiwan, saya sama sekali tidak bisa berbahasa Mandarin. Lebih dari sebulan setelahnya, saya hanya bisa berkomunikasi sedikit-sedikit. Saya sama sekali tidak bisa membaca dan menulis huruf, apalagi membaca artikel. Dalam kondisi seperti ini, saya menyadari bahwa saya akan mengalami lebih banyak kesulitan dalam beradaptasi. Oleh karena itu, saya berharap bisa menulis dan membaca, terlebih lagi ingin meningkatkan pelafalan saya. Jadi, saya pergi ke Pusat Pelatihan Bahasa Mandarin Universitas Ming Chuan untuk memperdalam Bahasa Mandarin saya. Di bawah bimbingansang guru, Bahasa Mandarin saya mengalami banyak kemajuan. Jika pada saat itu saya tidak tekun belajar bahasa Mandarin, saya juga tidak mungkin bisa menulis artikel ini.

Saya juga melihat bahwa pemerintah Taiwan telah memberikan banyak dukungan dan perhatian kepada penduduk imigran baru dan pekerja migran. Menunjuk beberapa sekolah untuk mengadakan kursus Bahasa Mandarin gratis, membuka kesempatan bagi kami untuk meningkatkan kemampuan Bahasa Mandarin. Hal ini sangat membantu kami untuk lebih mudah beradaptasi dengan kehidupan dan budaya Taiwan.