Lompat ke blok konten utama

E-paper migran baru Kotamadya Taipei bulan 2019-06

Art editor Img

TAIPEI Imigran Baru Laporkan hari : Juni 2019 Taipei ePAPER

N0.76

Liputan Khusus

Kegiatan Kebudayaan Imigran Baru kota Taipei tahun 2019

Aktivitas Belajar dengan Ceria Bahasa Imigran Baru

Pelajaran Percakapan Bahasa Mandarin Dasar

orang-orang agar memiliki potensi menguasai beragam bahasa.

Pelajaran Bimbingan Bahasa Mandarin

Demi menciptakan lingkungan hidup yang bersahabat bagi para imigran baru dan warga negara asing, pemerintah kota Taipei menyelenggarakan berbagai macam kegiatan multi budaya yang berkaitan dengan imigran baru, seperti misalnya kegiatan pembelajaran multi budaya internasional selama musim panas, lokakarya pembelajaran bahasa imigran baru di musim panas, kelompok belajar bersama keluarga antara orang tua dan anak, kelas pembelajaran bahasa imigran baru, serta kelas bimbingan bahasa Mandarin.

layanan penerjemah di sekolah agar bisa membantu proses pembelajaran bahasa terkait, jumlah peserta mencapai 119 orang.

Sekolah Menengah Atas yang tersebar di kota Taipei ini telah menyelenggarakan “Kelas Bahasa Imigran Baru sebagai Bahasa Asing Kedua”, membantu para murid untuk belajar bahasa imigran baru dan mengenal ragam kebudayaan, jumlah peserta mencapai 106 orang. Juga terdapat SD, SMP, SMA menyelenggarakan “Pengajaran dan Bimbingan Bahasa Mandarin” yang bertujuan membantu anak-anak imigran baru yang kembali ke Taiwan dan menempuh pendidikan di Taiwan namun tidak memiliki dasar-dasar komunikasi dan berbahasa Mandarin yang memadai, menyediakan

Dua institusi pendidikan yakni Sekolah Dasar Tanmei dan Sekolah Menengah Pertama Fuan menyelenggarakan “Kegiatan pembelajaran bahasa imigran baru" (12 Februari – 25 Juni 2019, bulan Maret – November), kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengakuan identitas budaya dari anak-anak para imigran baru, memadukan berbagai kelompok etnis dan budaya, meningkatkan dan mendidik

Perpustakaan Umum kota Taipei mendirikan “Pusat Informasi Multi Budaya” yang bertempat di Gedung Perpustakaan Pusat lantai 9, menyelenggarakan kelas-kelas pembelajaran dan kegiatan promosi kebudayaan pada waktu-waktu tertentu, menyediakan fasilitas pembelajaran dan rekreasi yang bermanfaat bagi berbagai kelompok dan lapisan masyarakat baik dalam maupun luar negeri. Serta juga menyelenggarakan kelas komunikasi bahasa Mandarin dasar (6 Maret – 8 Mei 2019, setiap hari Rabu malam), terdapat sebanyak 94 orang asing yang turut berpartisipasi.

Pelajaran Bahasa Imigran Baru sebagai Bahasa Asing Kedua

Membuat pendidikan sepak bola anak anak menjadi lebih baik

Ditulis oleh: ROA REYES ALBERTO (Imigran Baru Meksiko)

Sepuluh tahun yang lalu saya datang dari Meksiko ke Taiwan untuk belajar bahasa Mandarin. Saya sangat gemar bermain sepak bola, saya mendapati olahraga sepak bola tidak begitu populer di Taiwan. Setelah menikah di Taiwan, saya bersama dengan istri mendirikan tempat pelatihan olahraga sepak bola bagi anak-anak, mengajarkan anak-anak bermain sepak bola dengan cara tradisional Meksiko.

Taiwan bisa dikategorikan sebagai gurun yang gersang bagi dunia olahraga sepak bola, memperkenalkan dan mempromosikan olahraga sepak bola merupakan sebuah hal yang sangat sulit. Akan tetapi, para orang tua sepakat dengan cara saya mengajar yang mampu menumbuhkan inspirasi bagi anak-anak bahwa menang atau kalah bukanlah hal yang penting, kita harus berusaha sekuat tenaga begitu berada di lapangan. Meski mengalami kekalahan, hal itu juga demi menyambut kemenangan yang lebih indah.

Sepak bola bisa menjadi pelajaran yang sangat bagus tentang kehidupan, juga merupakan sebuah pembelajaran yang bersifat internasional. Di luar negeri, begitu memakai pakaian olahraga sepak bola, orang-orang di jalanan akan menyapa mereka; saat berpapasan dengan pendukung tim sepak bola, mereka juga menjadi sangat antusias meski tidak saling mengenal.

Sepak bola mengajarkan anak-anak cara mengatasi kekalahan, menghadapi kesulitan, dan bertahan hingga mampu menggapai cita-cita. Anak-anak menghadapi bermacam-macam tekanan dalam masyarakat, dengan berolahraga mereka memiliki jalan yang tepat untuk menyalurkan tekanan tersebut. Hal inilah yang menjadi pendorong bagi saya untuk terus berusaha dan membimbing anak-anak Taiwan dalam bermain sepak bola.