Imigran Baru Laporkan hari : Agustus 2019 Taipei ePAPER
NO.78
Liputan Khusus
Naskah: Titik Layanan Imigran Baru Wilayah Utara Kota Taipei
Bekal Makanan yang penuh Cinta, Bergizi dan Menyehatkan
Titik Layanan Imigran Baru Wilayah Utara mengadakan program “Bekal Makanan yang Penuh Cinta”, meningkatkan interaksi di antara anggota keluarga melalui pembelajaran dan pembuatan bekal makanan secara bersama-sama. Seseorang berkewarganegaraan Vietnam bernama Chia-chia (nama samaran) sering berbeda pendapat dengan putrinya saat mengikuti pelajaran di hari pertama, setelah tiga kali pertemuan, percekcokan yang terjadi di antara keduanya semakin berkurang. Seorang putra dari seorang berkewarganegaraan Vietnam bernama A-chuang (nama samaran) dipaksa untuk datang mengikuti kelas ini, namun kemudian justru dia yang berinisiatif membuat fan-duan (nasi kepal) bersama dengan ibunya di kelas, dia berubah
menjadi lebih ceria. Suami istri berkewarganegaraan Filipina yang bernama Xiao-mei (nama samaran) tidak begitu bisa mengerti dan berbicara bahasa Mandarin, putrinya membantu penerjemahan selama pelajaran berlangsung, semua anggota keluarga menikmati hasil dari pelajaran pembuatan bekal makanan tersebut. Sebagian besar orang tua imigran baru disibukkan dengan perekonomian keluarga, akan tetapi karena kendala bahasa, budaya, dan pekerjaan membuat mereka mengalami kesulitan saat memperhatikan pengasuhan putra-putri mereka, melalui program ini, interaksi dan komunikasi antar anggota keluarga
serta hubungan keluarga imigran baru dapat ditingkatkan.
Hari Ibu Thailand
Naskah: Li Mei-chiu (Imigran Baru Thailand)
Hari Ibu Thailand jatuh pada tanggal 12 Agustus, saat Hari Ibu tiba, saya yang berada di Taiwan, yang jauh dari kampung halaman merasakan kerinduan yang mendalam, membuat hati dan perasaan saya ingin meledak, ingin rasanya memiliki sepasang sayap agar bisa terbang kembali ke kampung, memberitahu ibu bahwa saya sangat mencintainya. Hari Ibu yang ditetapkan melalui undang-undang di Thailand adalah hari kelahiran Ratu Sirikit (istri dari Rama IX), tradisi kami di Thailand adalah memberikan bunga melati putih yang memiliki makna kesucian cinta seorang ibu terhadap anaknya, tradisi yang tidaklah sama dengan tradisi pemberian bunga anyelir pada hari ibu internasional. Seluruh sekolah dan berbagai instansi pemerintah diliburkan pada saat perayaan Hari Ibu di Thailand, melangsungkan kegiatan sujud di hadapan ibu dan mencuci kaki ibu serta memberikan bunga melati, hal ini bertujuan untuk mendidik generasi selanjutnya agar tidak melupakan kebaikan hati seorang ibu dalam mendidik anak-anaknya. Bersujud di hadapan ibu merupakan hal biasa yang ditemui di Thailand, sama seperti halnya pemberian angpau selama perayaan Imlek di Taiwan. Saya teringat kembali saat sujud di hadapan ibu sebelum saya datang ke Taiwan, sembari menangis saya mencuci kaki ibu, memberitahu ibu, “Saya berterima kasih atas pengasuhan ibu, saya akan membawa pulang 'uang susu', membuat kehidupan menjadi lebih baik lagi!” Di berbagai lokasi di Thailand, Hari Ibu selalu merupakan hari yang penuh kehangatan dan yang paling mengharukan.