Lompat ke blok konten utama

E-paper migran baru Kotamadya Taipei bulan - 2018-05

10705_I

Tabel Program Kelas 2018 bagi Imigran Baru oleh Tiap Kantor Distrik/Kecamatan Taipei

Dalam rangka meningkatkan kemampuan imigran baru dalam beradaptasi, serta berintegrasi dengan lingkungan dan adat istiadat budaya Taiwan, Dinas Urusan Sipil Pemkot Taipei sejak tahun 2000 telah mengadakan berbagai kelas pembinaan bagi imigran baru. Program pembinaan meliputi kelas pelatihan bahasa, kerajinan seni, kultur kebudayaan, info kesehatan, pengenalan peraturan kewarganegaraan, tunjangan sosial, kesempatan pendidikan dan pekerjaan. Demi mewujudkan keragaman budaya, sejak tahun 2004 Dinas Urusan Sipil juga membuka kelas bahasa (Bahasa Vietnam, Bahasa Indonesia, Bahasa Thailand) dan pengenalan budaya dari berbagai negara Asia Tenggara yang ditujukan untuk anggota keluarga imigran baru. Diharapkan melalui pengenalan bahasa dan budaya, dapat mewujudkan saling pengertian antara masyarakat Taiwan dan imigran baru. Selain itu, demi terwujud sinkronisasi antara budaya dan industri lokal, pemerintah juga merencanakan beragam program kelas, seperti kelas tata rias pengantin di Distrik Zhongshan, kelas kerajinan tangan di Distrik Datong, kelas kerajinan kain perca di Distrik Wanhua, kelas ukulele di Distrik Neihu, dan kelas paduan suara di Distrik Xinyi, yang diharapkan mampu membantu imigran baru lebih memahami karakteristik masyarakat sosial setempat, berintegrasi dengan industri lokal dan meningkatkan keterampilan mereka.

(Tabel Program Kelas 2018 bagi Imigran Baru oleh Tiap Kantor Distrik/Kecamatan Taipei Jenis Program Nomor Distrik/Kecamatan Jenis Kelas)
 

Grup Tari JW

Artikel & foto/Guo Wen-ying (Penduduk asal Tiongkok)

Saya bekerja sebagai peneliti pada sebuah rumah sakit di Beijing, kemudian meran

FASHION tau ke Amerika untuk belajar, dilanjut menikah dan melahirkan anak. Sejak dari Amerika, saya merantau ke Taiwan dan telah tinggal menetap selama 20 tahun. Semenjak 20 tahun lalu menikah dengan sang suami, kami tinggal menetap di Taiwan sudah hampir 20 tahun. Dua puluh tahun yang lalu, kondisi kehidupan sosial lebih konservatif, tidak terlalu banyak imigran baru yang datang. Bagi saya sangat susah mencari pekerjaan karena kendala bahasa, sehingga saya hanya mengurus anak-anak di rumah. Saat anak-anak duduk di bangku kelas 3 dan sekolah sehari penuh, saya baru memiliki kesempatan belajar. Melalui kelas Bahasa Thaiyu dan kelas seni tari yang diselenggarakan oleh Kantor Distrik setempat, saya mulai bertemu banyak sahabat imigran baru. Pada tahun 2014, peserta kelas seni tari diundang untuk pentas, sangat di luar dugaan kami mendapat sambutan yang meriah. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk membentuk suatu grup tari. Grup tari kami bernama JW, singkatan dari Joyful Wing, kami berharap para anggota grup tari dapat menemukan kebahagiaan melalui tarian di tengah-tengah kesibukan hidup mereka. Saat ini grup kami terdiri atas 12 anggota, ada pula beberapa anggota yang tidak dapat berlatih setiap minggu karena dilarang oleh keluarga. Terhadap anggota yang tidak bisa berlatih tiap minggu, saya harus memadukan waktu luang mereka untuk berlatih bersama. Hal ini saya lakukan agar kami mampu menyajikan penampilan yang terbaik pada setiap kali pentas. Kami menampilkan tarian modern, tradisional, tari perut dan tari India. Pada saat ajang Taipei Universiade 2017 berlangsung, kami menampilkan tarian Vietnam. Grup tari kami juga mendapat kehormatan diundang untuk tampil kota Chongqing, Sichuan-Tiongkok. Saat itu pihak penyelenggara tidak menyetujui penampilan tari perut handalan kami, mereka meminta kami untuk menari tarian suku aborigin Taiwan. Untungnya, ada salah satu anggota kami yang berdarah keturunan suku aborigin Taiwan. Meskipun kami harus berlatih dan menghafal koreografi baru dalam waktu singkat, namun akhirnya kami berhasil tampil memukau. Pada setiap kali pentas sering menemui keadaan darurat, jika ada seorang anggota yang terlambat datang, maka kami harus segera menyesuaikan perubahan formasi tari, hal ini sangat menguji kemampuan saya untuk beradaptasi dengan cepat. Memimpin rombongan tari dengan 10 anggota lebih, juga telah melatih saya untuk belajar lebih komunikatif dan membuat saya semakin dewasa.