Lompat ke blok konten utama

/001/Upload/481/relpic/61305/8887008/c2df9d08-399e-4406-ac56-6bf041ffb53e.jpg

Musim di wilayah Semenanjung Indochina (Asia Tenggara) sedikit berbeda dari keempat musim di Taiwan yang sudah kita ketahui. Bisa dibilang, di sana terdapat "tiga musim": Musim panas (Maret hingga Mei), musim hujan (Juni hingga Oktober), dan musim dingin (November sampai Februari). Curah hujan yang melimpah mempengaruhi iklim lokal, industri, adat istiadat, dan festival, seperti Loy Krathong (Festival Lentera Air) di Thailand dan Bon Om Touk (Festival Air) di Kamboja. Itu semua adalah festival perayaan akhir musim hujan dan menyambut datangnya musim panen.


Festival Bon Om Touk Kamboja berlangsung selama tiga hari. Kegiatan utamanya meliputi "mendayung perahu naga, wisata perahu lentera, sembahyang bulan, dan makan ambok (nasi gepeng)". Selain lomba perahu naga, tiga kegiatan lainnya diadakan pada malam hari, sama seperti Festival Loy Krathong di Thailand. Masyarakat akan berkumpul di Sungai Mekong dan Sungai Siem Reap untuk menghanyutkan lentera air di malam hari. Ada juga pertunjukan kembang api dan konser yang makin malam makin meriah.


Kita semua tahu apa itu perahu naga, wisata perahu, dan sembahyang bulan. Tapi, apa itu “ambok”? Ambok (អំបុក) adalah nasi gepeng yang telah disangrai, digiling, dan ditumbuk. Orang dewasa akan menyuapi anak-anak mereka dengan ambok (nasi gepeng). Anak-anak akan menutup hidung mereka, lalu membuka mulut, berdoa, dan menghaturkan permohonan sambil menatap bulan.